Sabtu, 09 Februari 2013

PROBLEMATIKA SISWA MENULIS DAN MENERJEMAH BAHASA ARAB DI MIM 1 BABAKAN KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA


PROBLEMATIKA SISWA MENULIS DAN MENERJEMAH
BAHASA ARAB DI MI MUHAMMADIYAH 1 BABAKAN KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA

 









PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Penulis Skripsi 


Disusun Oleh:
Nama            : Charisma Nur Rohmi
NIM              : 092332007
SMT              : VII


PROGRAM STUDI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2012
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI MI ISTIQOMAH SAMBAS

 








PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Penulisan Skripsi



Disusun Oleh:
Nama            : Charisma Nur Rohmi
NIM              : 092332007
SMT              : VII



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2012
PROBLEMATIKA SISWA MENULIS DAN MENERJEMAH
BAHASA ARAB DI MIM 1 BABAKAN


A.      Latar Belakang Masalah
Bahasa arab kini memiliki kedudukan yang sangat istimewa, bukan hanya sebagai bahasa al-Qur’an dan bahasa umat Islam saja, bahasa Arab saat ini sudah menjadi bahasa Internasional, keberadaannya kini sudah tidak diragukan lagi. Dengan ungkapan lain, kita berbangga hati bisa mempelajari bahasa Arab, namun pada dasarnya setiap bahasa itu komunikatif bagi para penuturnya, ketika melihat dari sudut yang berbeda sebenarnya tidak ada bahasa yang unggul atau pun paling unggul, karena semua bahasa memiliki kesamarataan dalam statusnya. Adapun karakteristik dalam bahasa itu merupakan kelebihan dari bahasa masing-masing itu, bahasa Arab memiliki karakteristik yang sangat istimewa selain bahasa al-Qur’an dilihat dari struktur tatanannya bahasa yang indah juga sangat berbeda dari bahasa lain, karena sekaligus menuntut kejelian dalam memahaminya.
Tersebarnya bahasa Arab di dunia Internasional semakin menampakkan ciri keinternasionalan bahasa Arab. Dalam hal ini Arsyad (2004: 14-15) sebagaimana dikutip oleh Acep Hermawan, menjelaskan bahwa:
“Ciri ini terlihat sejak kebangkitan sastra Arab pasca lahirnya Islam yang mencangkup beberapa bangsa yang berbeda-beda. Semuanya tercelup dalam satu kebudayaan yang beridentitas Arab, termasuk Pakistan, Afganistan, Melayu, Indonesia, Mauritania, Nigeria, Somalia, dan lain-lain. Ciri lainnya dapat ditelusuri dari banyak lafal yang dipinjam dari bahasa Arab yang telah menjadi kosa kata bahasa Internasional.”[1]

Kekuatan bahasa Arab sampai saat ini telah “bereksplorasi” ke dalam berbagai ranah yang menjadikannya semakin diperhitungkan oleh masyarakat dunia di samping eksistensinya sebagai media pesan-pesan Ilahi. Mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci kaum muslimin (al-Qur’an) di dunia merupakan kebutuhan utama. Di samping itu mempelajari bahasa arab berarti memperdalam agama Islam dari sumbernya yang asli.[2]
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial, sebab pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan nonformal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau usaha pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh ketrampilan dalam membentuk sikap-sikap tertentu.[3] Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan setiap masyarakat. Pemberian informasi memang banyak macamnya ada yang secara formal dan non-formal, misal di lembaga yang berada di bawah naungan Negeri, lain halnya dengan pendidikan non-formal.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakutan melalui pengalaman (learning is define as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan, bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi juga mengalami. Hasil dari belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan.[4] Dalam proses belajar mengajar, yang lebih utama yaitu seseorang yang mengajar, karena yang menentukan hasil dari siswa adalah seorang guru yang mengajar. Oleh karena itu, peranan guru dalam proses pembelajar menjadi sangat penting.[5]
Pada dasarnya setiap orang pernah malakukan aktivitas belajar, namun terkadang mereka tidak menyadarinya, mengenai belajar adapun pendapat dari Witting (1981) mengatakan, “learning is relativity permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occure as a result of experience”. Artinya bahwa belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.[6]
Guru yang arif dapat membaca cerminan visualisasi kondisi mental anak-anak asuhan yang hendak diberi pelajaran bahasa asing itu (Arab) dan membayangkan asosiasi fikiran mereka. Untuk lebih menarik para siswa dan agar aktivitas pembelajaran menjadi lebih hidup, perlu adanya media, pembelajaran juga mengutamakan praktek lisan dan latihan-latihan percakapan, di samping latihan menulis, membaca buku-buku dan dilanjutkan dengan praktek mengarang.[7] Dalam pembelajaran sebagai pendukung memang dibutuhkan media, namun tetap saja yang paling mempengaruhi adalah guru dalam mata pelajaran tersebut, khususnya bahasa Arab. Karena selain tugas guru memintarkan juga memberikan materi sampai siswa bisa faham, karena setiap proses pembelajaran sangat dibutuhkan kepekaan seorang guru terhadap para siswanya, bukan hanya memberikan materi saja.
Dalam hal ini, guru diangggap anak panah yang selalu siap menerjang atau momok, karena murid cenderung untuk tidak mau bertemu karena menganggap bahasa asing sebagai kesulitan. Dan buku menjadi sasara kejengkelan yang sering dihempaskan secara kasar di atas meja. Bila murid berbuat salah ketika menggunakan bahasa asing (Arab) ia merasa perih. Akibatnya, bahasa dianggap suatu bebean. Biasanya, seorang yang diberi bebean cenderung untuk mau menerimanya sedikit mungkin bahkan kalau perlu dibuang (dilupakan) karena ia inngin menghindari kesulitan.[8] Berangkat dari problematika tersebut, memang hingga saat ini banyak siswa yang masih takut dengan mata pelajaran yang asing, terutama bahasa Arab, padahal mereka belum mempelajarinya. Ketika siswa sudah mendengar mata pelajarannya pasti sudah enggan mengenal, apalagi untuk mendalaminya. Disinilah peran guru dibutuhkan, dalam proses pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk menarik siswa bisa menyukai terlebih dahulu, baru mereka bisa dan termotivasi untuk mau belajar.
Masalah atau persoalan biasanya akan muncul jika ada kesenjangan antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang ada atau tersedia, antara harapan dan kenyataan; dan sebagainya. Hanya saja sering kali kesenjangan mengenai teknologi dan pengetahuan, informasi yang tersedia tidak cukup, dan teknologi yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan. Maka penelitian diharapkan dapat memecaahkan masalah itu atau setidaknya-tidaknya dapat memperkecil kesenjangan itu.
Dalam mata pelajaran Bahasa Arab ini, masih ada kesulitan yang dihadapi oleh siswa, dari arti atau penerjemahan bahasa Arab, dan penulisan. Namun sejauh ini masih bisa berjalan pembelajaran bahasa Arab, meski murid masih kesulitan karena guru selalu berusaha memberikan materi dengan metode yang mudah  seperti qiroah dan diselingi yang lain.[9] Dalam bahasa Arab, hingga saat ini menulis masih menjadi kesulitan siswa, terutama dari latarbelakang yang masih di jilid Iqra, karena mereka belum belajar huruf yang bersambung. Kesulitan dalam penerjemahan juga masih menjadi momok siswa.
Adanya kesulitan dalam belajar bahasa Arab ini berawal dari siswa yang kurang minat, tidak menyukai, takut dengan mata pelajaran bahasa Arab. Yang menjadi momok siswa itu penulisan aksara bahasa Arab, dan menerjemahkaan bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Ketika pembelajaran sebenarnya guru sudah memberikan penjelasan, dan kadang diselingi dengan nyanyian agar bisa memahamkan siswa, namun tetap saja ketika diberi latihan soal masih belum tahu arti dari mufrodat-nya. Mayoritas masih jilid Iqra, jadi masih mengalami kesulitan ketika menulis.[10] Kemudian, kaitannya problematika bahasa Arab ini dengan kesulitan siswa menulis dan menerjemah bahasa Arab, sudah masalah classic yang menjadi momok di sekolah-sekolah, atau madrasah-madrasah. Penulis ingin mengetahui kesulit yang bagaimana dihadapi oleh siswa.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti menemukan banyak problem yang dihadapi siswa diantaranya:
1.      Siswa mengalami kesulitan menulis bahasa Arab
2.      Siswa masih kesulitan menerjemah bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Dilihat dari problematika di atas, penulis lebih tertarik untuk mengambil penelitian di kelas IV MI 1 Babakan, Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. karena untuk mengetahui upaya mengurangi kesenjangannya, kita harus mengetahui sebabnya terlebih dahulu dari yang paling dasar. Dalam hal ini, perlu diingat kelayakan suatu masalah untuk diteliti sangat bersifat relative, sebab tergantung pada konteksnya.
Akhirnya, dapat penulis tegaskan mengenai penelitian ini, berbicara mengenai problematika pembelajaran bahasa Arab, yang akan menjadi objek penelitian. Dari semua itu, penulis tertarik untuk menjadikan Problematika siswa menulis dan menerjemah bahasa Arab sebagai objek penelitian ini, penulis berharap dapat memecahkan masalah itu atau setidakya penulis dapat memperkecil kesenjangannya.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik rumusan masalah yang hendak diteliti yaitu “Bagaimana kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis dan menerjemah bahasa Arab di MIM 1 Babakan Kecamatan  Kalimanah Kabupaten Purbalingga?”.

C.      Kerangka Skripsi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Rumusan Masalah
B.     Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
C.     Tinjauan Pustaka
D.    Metode Penelitian
E.     Sistematika Penulisan
BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A.    PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
1.      Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
2.      Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
3.      Metode Pembelajaran Bahasa Arab
4.      Problematika Belajar Bahasa Arab
B.     PROBLEMATIKA SISWA MENULIS DAN MENERJEMAH BAHASA ARAB
1.      Pengertian Problematika Menulis dan Menerjemah
2.      Tujuan Menulis dan Menerjemah
3.      Syarat-syarat Menulis dan Menerjemah
4.      Metode Menulis dan Menerjemah
5.      Problematika Siswa Menulis dan Menerjemah
BAB III GAMBARAN UMUM MIM 1 BABAKAN
A.    Letak Geografis
B.     Sejarah Singkat Berdirinya
C.     Visi dan Misi
D.    Struktur Organisasi
E.     Keadaan Guru dan Siswa
F.      Sarana dan Prasarana
BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA SISWA MENULIS DAN MENERJEMAH BAHASA ARAB DI MIM 1 BABAKAN
A.    Penyajian dan Analisis Data
1.      Tujuan Belajar Bahasa Arab dan Kesulitan Menulis Bahasa Arab
2.      Kesulitan Siswa Menulis dan Menerjemah Bahasa Arab kelas IV MIM 1 Babakan
B.     Problematika Siswa Menulis dan Menerjemah Bahasa Arab
C.     Usaha Pemecahan Problematika Siswa Menulis dan Menerjemah Bahasa Arab
1.      Upaya yang Dilakukan Oleh Siswa
2.      Upaya yang Dilakukan Oleh Guru
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran
C.     Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

D.      Dosen Pembimbing
1.      Munawir, S.Th.I. MSI
2.      Drs, Atabik M.Ag.
3.      H. Khoerul Amru Harahap, MHI


DAFTAR PUSTAKA


Wa Muna, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Sardiman, 2003. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2002. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



[1] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2011), hlm. 87-88.

[2] Ibid, hlm. 80.

[3] Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2012), hlm. 75.

[4] Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2001). Hlm. 27.

[5] Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003). Hlm. 47.

[6] Acep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosydakarya, 2011). Hlm. 30.

[7] Wa Muna. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Yogyakarta: Teras), hlm. 89
.
[8] Azhar Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm 31-32.
[9] Sumber: Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah. Pak Ardi. Diambil hari Senin. 31 Juli 2012.

[10] Sumber: Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran. Ibu Eni Yuliati. Diambil hari Kamis. 11 oktober 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar