TINGKATAN PEMBELAJARAN DI
MI MTs DAN MA
Mata
Kuliah : Perencanaan Sistem Pendidikan Bahasa Arab
Dosen
pengampu : Ali Muhdi, S.Pd.I. MSI
Charisma
Nur Rohmi 092332007
Pendidikan
Bahasa Arab
5-PBA-1
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam setiapproses
pendidikan pepserta didik merupakan kompnen masukan yang memepunyai kedudukan
sentral. Tidak ada proses pendidikan yang berlangsung tanpa kehadirn peserta
didik. Untuk melakukan tugasnya dengan baik, pengajar perlu memiliki
pengetahuan mengenai siapa peserta didik tersebut dan bagaimana
karakteristiknya.
Rubin dan Oxford dalam Cry
(1996) mengemukakan bahwa tipe-tipe pembelajaran yang baik adalah peserta didik
yang mampu mengikuti apa yang dijelaskan oleh pengajar serta memiliki kebiasaan
selama masa persiapan, pelaksanaan, dan pasca pengajaran. Dalam belajar umur
merupakan faktor yang penting untuk dipertimbngkan karena berkaitan dengan
tingkat perkembngan dan kematangan. Peserta didik murid SD adalah kelompok anak
yang berada pada itngkat perkembangan awal.
Peserta didik yang umurnya
lebih tua akan mempunyai kesiapan belajar yang lebih tinggi daripada peserta
didik yang lebih muda. Di SD ada kecenderungan peserta didik semakin muda
umurnya.
Pada hakikatnya penulis
mengarahkan agar pendidik mampu memberikan materi sesuai tingkatannya, dari MI,
MTs, sampai MA sesuai tingkatat kesulitan masing-masing agar tujuan dalam
pengajaran dapat tercapai. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan Bahasa
Arab.
BAB II
TINGKATAN DASAR
B. Standart
Kompetensi Lulusan dan Standart Kompetensi Dasar
Sesuai dengan Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standart Kelulusan
dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah (Permenag
RI, 2008). Standar Kompetensi ini untuk pendidikan dasar Madrsah
Tsanawiyah, serta Madrasah Aliyah yang meliputi struktur mata pelajaran Bahasa
Arab lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal. Standart ini juga dijadikan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah lingkungan Departemen Agama.
Isi dari Standart
Kompetensi Lulusan dan Isi Bahasa Arab adalah sebagai berikut :
1. Menyimak
Memahami wacana lisan dalam
bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang ada di
lingkungan rumah maupun madrasah.
2. Berbicara
Mengungkap wacana secara
lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang ada
di lingkungan rumah maupun madrasah.
3. Membaca
Membaca dan memahami wacana
tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang
ada di lingkungan rumah maupun madrasah.
4. Menulis
Menulis kata dan ungkapan
teks fungsional pendek sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
C. Materi
Pembelajaran Bahasa Arab
Secara implicit disebutkan
bahwa tujuan pengajaran bahasa arab di SD/MI adalah agar murid dapat menguasai
secara aktif perbendaharaan kata Aarab fusha sebanyak 300 kata
dan ungkapan dalam bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid
diharapkan dapat mengadakan komunikasi sederhana dalam bahasa Arab dan dapat
memahami bacaan-bacaan sederhana dalam teks itu (Depag RI, 1994).
Dalam pengajaran bahasa dikenal
ada empat ketrampilan/kemahiran berbahasa yaitu ketrampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat ketrampilan berbahasa ini hendaknya
diajarkan kepada siswa dengan cara yang bermacam-macam, bervariasi agar siswa
tidak jenuh dan monoton terhadap apa yang mereka terima dari guru. Menurut
Tarigan (1986 : 39) syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru dalam
ketrampilan ialah penguasaan materi dan dapat menyampaikannya kepada siswa.
Dalam mempelajari bahasa
arab ada tingkatan yang digunakan agar pembelajaran dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik. Dibawah ini tingkatan-tingkatan dalam pembelajaran
bahasa arab yaitu :
1. Tingkatan
MI
Pada masa ini siswa masih
mudah untuk menerima hal yang baru baik yang didengar maupun dilihat, sehingga
mudah juga bagi pengajar untuk mengarahkan dengan baik. Adapun ruang lingkup
yang ada di MI ini meliputi :
a) Percakapan
sederhana tentang nama orang, profesi, benda, dan tempat
b) Menjelaskan
sifat keadaan orang atau benda
c) Memberikan
dan memahami perintah sederhana
d) Memberikan
informasi tentang waktu. Tempat dan kepemilikan
e) Menulis
makna kata
f) Menulis
makna kalimat sederhana
g) Menerjemahkan
kata dan kalimat ke dalam bahasa Indonesia dan juga sebaliknya
h) Membaca
dengan lafal dan intonasi yang benar
i) Menjawab
dan membuat pertanyaan tentang isi bacaan
j) Memahami
isi bacaan
k) Menulis
kalimat sederhana
l) Menyusun
kata-kata menjadi kalimat sederhana
m) Menyusun
kalimat menjadi paragraf sederhana
2. Tingkatan
MTs
Pada tingkatan ini siswa
ada yang sudah mahir dalam menghafal kosakata dan membuat sebuah akalimat
bahkan paragraf, tetapi banyak juga yang masih awam, karena mereka lulusan dari
SD. Adapun ruang lingkup materi yang ada di MTs yaitu :
a) Istima’ tentang ta’aruf dan
menggunakan mufrodhat
b) Membaca
sebuah paragraf dan menerjemahkannya
c) Menulis mufrodhat paragraf
dengan benar
d) Tanya
jawab menggunakan kosakata yang telah ada
3. Tingkatan
MA
Pada tingkatan ini siswa
sudah mempunyai banyak kosakata, sudah dapat membaca dan menerjemahkan sebuah
kalimat, jadi metode yang dapat diterapkan adalah metode Qowaid dan tarjamah.
Materi yang diajarkan meliputi :
a) Percakapan
menggunakan bahasa yang lebih fasih
b) Menuliskan
paragraf secara benar dan menerjemahkannya
c) Membaca
dan memahami teks/naskah
d) Mendengarkan
bacaan yang dibaca oleh guru kemudian ditulis kembali (املاء)
e) Mendalami
qowaid shorof dan nahwu.
D. Metode/
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Metode yang digunakan dalam
pembelajar bahasa arab pada tingkatannya berbeda-beda, karena kemampuan peserta
didik bermacam-macam. Adapun metode yang digunakan dalam tingkatan pembelajaran
yaitu :
1. Tingkatan
MI
Metode yang dapat digunakan
pada tingkatan ini adalah :
a) Guru
memberikan kosakata baru dan menjelaskan maknanya ke dalam bahasa ibu/lokal.
b) Guru
membacakan kosakata kemudian siswa menirukan
c) Salah
satu murid membaca dan yang lain menirukan
d) Kegiatan
tersebut dilanjutkan hingga seluruh siswa/sebagian siswa dapat gilirannya
e) setelah
siswa dianggap bisa, kemudian diarahkan untuk membuat kalimat sesuai dengan
kosakata yang sudah ada.
2. Tingkatan
MTs
Metode yang dapat digunakan
di MTs tidak jauh beda dengan di MI, yaitu terjemah hanya saja ditambah dengan
pengenalan qowaid, dan menulis. Metode ini dilakukan dengan cara :
a) Menulis
kosakata dan berlatih mengucapkan
b) Menulis
kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta
didik sehari-hari
c) Membaca
paragraf sederhana dan menerjemahkannya
d) Seluruh
proses pembelajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang sesuai
e) Materi
qowaid diberikan disela-sela pengajaran berlangsung, namun tidak secara detail.
3. Tingkatan
MA
Metode yang dapat
ditetapkan di tingkatan MA ini adalah metode qowaid dan tarjamah. Tujuannya
untuk mengetahui sastra yang tinggi dan memiliki kemampuan yang terlatih dalam
menghafal dan memahami apa yang terkandung di dalam tulisan/teks, dengan cara
sebagai berikut :
a) Peserta
didik diajarkan membaca detail dan mendalam tentang teks atau naskah yang
sederhana
b) Penghayatan
dengan cara mencari terjemahannya, sehingga trkait dengan isi bacaan
c) Menitikberatkan
pada kaidah shofor dan nahwu
d) Mencari
kosakata yang sulit.
BAB III
PENUTUP
Tingkatan dasar di MI, MTs,
dan MA, memiliki materi Standar Kelulusan masing-masing, karena itu pengajar
harus mampu menyampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang
sudah tercantum dalam permenag mengenai standar kompetensi kelulusan bahasa
arab di Marasah adalah menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Ini berlaku
baik itu MI, MTs maupun di MA. Hanya saja materi yang diberikan berbeda.
Materi yang disugukan untuk
peserta didik di MI masih mencangkup pengenalan terhadap kosakata, kalimat, dan
percakapan yang sederhana, dari segi teks juga masih mengenal teks yang
sederhana tingkat kesulitannya. Berbeda ketika pengajar di MTs, peserta didik
sudah mulai dikenalkan dengan istima’, tarjamah dan Tanya
jawab yang ada di teks. Di tingkatan MA peserta didik mulai dikenalkan dengan
qowaid nahwu dan shorof, mulai berlatih menulis kembali (املاء) setelah mendengarkan teks
bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Iskndarwassid,
M.Pd. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. 2008. STRATEGI PEMBELAJARAN
BAHASA. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
http://www.m-ahsanuddin.com/artikel/34-bahasa-arab/49-media-mi. Diambil
pada hari Rabu, 30 November 2011pukul 10.30 WIB.
http://arabicforall.or.id/metode/studi-prinsip-dasar-metode-pengajaran-bahasa-arab/. Dimabil
pada hari Rabu, 30 November 2011 pukul 11.25 WIB
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-media-dalam
menunjang.html. Diambil pada hari Rabu, 30 November 2011
pukul 11.35 WIB
makasih . . .
BalasHapus