Sabtu, 09 Februari 2013
filsafat pendidikan islam
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Drs. Machfudin
Charisma Nur Rohmi 092332007
Pendidikan Bahasa Arab
5-PBA-1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2010
BAB V
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR TEORI PENGETAHUAN DALAM PEMIKIRAN ISLAM
A. Prinsip pertama
Dalam prinsip yang pertama percaya pada pentingnya pengetahuan (makrifah) sebagai salah satu tujuan pokok. Manusia selalu berusaha untuk memajukan pendidikan, sebab manusia tidak bisa secara instan memiliki kemahiran tanpa ada dasar teorinya. Pemikiran modern bangga dengan kepercayaannya terhadap pentingnya pengetahuan dan ilmu, maka dari itu Islam dengan ajarannya yang kekal dan pemikiran pengikut-pengikutnya yang asli lebih dulu lagi menekankan pentingnya pengetahuan dan ilmu.
Islam adalah agama yang merangkul ilmu, mengenggap suci perjuangan orang-orang pandai, adan apa yang mereka temukan dalam fakta-fakta wujud dan rahasia alam jagad ini. Dalam firmn Allah swt :
“Allah mengengkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang mempunyai ilmu,” (Al-Mujahadalah : 11)
Kata ilmu dan akal ada dalam 900 tempat didalam al-Qur’an, semua ini cukup menjadi terhadap ilmu dan penghargaan terhadap-nya juga orang-orang yang memilikinya, karena ilmu merupakan salah satu dari sifat Allah swt, yaitu “Alim yang berarti maha mengetahui.
Ilmu modern adalah peluang bagi Islam untuk menonjolkan mukjizat-mukjizatnya dari segala seginya, seperti ilmiah, politik, social dan ekonomi. Adapun ilmu yang dituju oleh Al-qur’an adalah ilmu dengan pengertian secara menyeluruh yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan, tidak terbatasilmu syariat atau ilmu agama.
Pada dasarnya makrifah (pengetahuan) dalam rangka akidah dan hukum dan nilai yang digambarkan oleh islam bagi orang muslim, seorang muslim yang sadar akan mengetahui bahwa pandangan Islam terhadap ilmu berdiri atas dua dasar pokok yaitu Iman dan kepercayaan. Dunia sudah mengenal Islam atas dasar Ilmu pengetahuan, sebagaimana yang dikatakan oleh Gustaf Le Bon, bahwa ia adalah agama yang paling sesuai dengan penemuan-penemuan ilmu, bahkan g Le Bon menegaskan bahwa kaidah ilmiah modern terutama sangat berhutang sekali kepada orang-orang islam.
Jadi kita dapat mengetahui bahwa Islam menekankan pengetahuan dan ilmu yang mengengkat nilai dan harganya yang tidak dibuat oleh agama lain. Pengetahuan ini meliputi semua pengetahuan ilmu yaitu iman, syariat, kemanusiaan, fisik, dan praktis. Diantaranya disebutkan melalui hadist Nabi sebagai berikut :
Sabda Rasulullah SAW :
,,طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمِ وَمُسْلِمَةِ ،،
“Menuntut ilmu adalah fardhu atas setiap lelaki dan perempuan”.
B. Prinsip kedua
Dalam prinsip yang kedua ini pengetahuan manusia adalah maklumat, fikiran-fikiran, pengetahuan-pengetahuan, dan tafsiran-tafsirn yang diykini, hukum-hukum dan tanggapan. Semua ini adalah gambaran yang akan muncul jika kita menggunaka panca indera kita.
Dr. Yasin Khalil dalam pembicaraanya tentang pengetahuan alam luar berusaha membedakan antara dua macam pengetahuan, salah satunya adalah pengetahuan yang biasa (ordinary knowledge) dan yang kedua adalah pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Yang dimaksud dengan pengatahuan biasa dalah sejumlah pengertian, fikiran-fikiran, gambaran dan persoalan-persoalan yang diciptakan manusia pada hidupnya sehari-hari tentang gejala yang bermacam-macam. Sedangkan yang dimaksud dengan pengetahuan ilmiah adalah sejumlah pengertian, prinsip-prinsip, persoalaln-persoalan, dan teori yang dicapai oleh ahli-ahli untuk menafsirkan dan menjelaskan peristiwa di alam ini.
C. Prinsip ketiga
Dalam prinsip yang ketiga ini manusia berbeda mutu dan nilainya sesuai dengan perkara, tujuan dan jalannya, keutamaan dan martabat yang paling tinggi yaitu mengetahui martabat Allah swt, menurut pandangan Islam tidak ada manfaat apabila ilmu tersebut tidak menunjukkan hakikatnya yang pertama di alam, yaitu pengetahupan terhadap Allah swt. Pada akhirnya tujuan segala pengetahuan dan ilmu pada akhirnya adalah mengetahui Allah dan mengakui wujud dan keesaan-Nya. Semakin tahu manusia terhadap tuhan-Nya semakin takut, taat, cinta, rela terhadap qadharnya dan sabar terhadap bencana yang menimpanya.
D. Prinsip keempat
Dalam prinsip keempat percaya bahwa pengetahuan manusia itu memiliki berbagai sumber. Yang paling menonjol adalah percobaan-percobaan ilmiah yang halus dan teratur. Tetapi meskipun banyak sumbernya dapat dikebalikan kepada lima sumber pokok yaitu : indera, akal, intuisi, ilham, dan wahyu ilahi. Adapun pengatahuan ghaib yang bersumber kepada wahyu yang tertinggi, sebagaimana Allah memilih Rasul-rasulNya yang terdahulu.
E. Prinsip kelima
Dalam prinsip kelima percaya bahwa pengetahuan terlepas dari akal yang mengamatinya dan tersimpan didalamnya, juga benda-benda memiliki fakta-fakta yang tetap dan mempunyai wujud yang bebas dari fikiran kita. Memperoleh pengetahuan merupakan salah satu fungsi akal. Akal kanak-kanak tidak serupa dengan kertas putih yang dapat kita tulis dengan segala yang kita inginkan tanpa memandang kepada tahap kecerdasan dan kematangan akalnya dari segi pengetahuan dan pengalaman.
F. Prinsip keenam
Prinsip yang terakhir ini adalah prinsip keenam, percaya bahwa pengetahuan sebenarnya ialah cukup dengan keyakinan dan pasti, merendah dri di depan keagungan Allah dan luasnya ilmuNya. Prinsip ini menyingkapkan pengetahuan tanpa ada keraguan sedikitpun, tidak mungkin ada salah satu yang bersifat waham, dan tidak sanggup manilainya. Tetapi bebas dari seua kesalahan, haruslah yakin bisa menunjukkan kesalahan orng dengan merubah batu menjdi emas, dan tongkat menjadi ular,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar